Jumat, 05 Januari 2018

25 tahun menjadi pemulung,penghasilan 15 ribu per hari






25 tahun menjadi pemulung,penghasilan 15 ribu per hari

Limboto,- Sejak 25 tahun lalu, Sri Wati Polapa menggeluti pekerjaannya menjadi pemulung. Dalam kesehariannya, Sri yang merupakan warga Desa Pone Kecamatan Limboto Barat, berangkat dari rumah ba'da sholat subuh. Ia pun memulai aktifitasnya dengan mendatangi sejumlah tumpukan sampah yang ada disepanjang jalan. Ia juga memungut setiap sampah yang berserakan dijalan- jalan protokol.

Wanita  yang  memiliki dua anak itu, kadang kala memulung sambil membawa anaknya. Penghasilannya pun tidak banyak, hanya berkisar Rp 15 ribu -20 ribu.

Dari penuturannya, memulung sampah ini menjadi satu-satunya cara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sudah lama Ia ditinggal oleh suaminya, sementara satu anaknya tengah mengenyam bangku pendidikan Sekolah Dasar. Memang, diakuinya jika pendapatan dari memulung ini tidak mampu membiayai kehidupannya, namun apa hendak dikata, ini sudah menjadi nasibnya.

Jumat pagi (05/01/2018), Sri Wati Polapa ini bertemu dengan sosok dambaannya, yakni Bupati Gorontalo Prof Nelson Pomalingo didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Gorontalo Dr.Fory Naway. Sri akui jika dirinya sangat senang bertemu dengan orang nomor 1 di Kabupaten Gorontalo ini.

Prof Nelson sendiri ketika dikonfirmasi merasa bangga dengan kepribadian Sri Wati. Meskipun memiliki dua anak dan menjadi tulang punggung keluarga, Sri tetap tak mengeluh, bahkan Ia tidak pernah meminta-minta dijalanan. Ia merasa masih bisa bekerja. Ini adalah pekerjaan yang mulia, makanya saya meminta kepada Dinas Lingkungan Hidup untuk memberikan reward kepada wanita paruh baya ini atas perjuangnnya dalam memungut sampah-sampah yang berserakan dijalanan. "Ya, ini pantas diberikan reward, dan itu sudah saya instruksikan kepada Dinas terkait", pungkas Prof Nelson.(Irfan/Humas).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar