Selasa, 16 Januari 2018

Pekerja Jasa Tailor Akan Diikutkan Diklat Di Pasar Baru Jakarta













Limboto,- Profesi tailor tidak asing lagi ditelinga masyarakat pada umumnya.Profesi tailor atau penjahit pada umumnya dipandang sebelah mata oleh masyarakat terutama di kalangan perdesaan.Padahal profesi ini menjadi profesi yang lumayan jika dikerjakan dengan baik.Apalagi kalau bisa bekerja dengan seorang designer atau melalui perusahaan rumah mode ternama ,profesi ini sangat menjanjikan di Kalangan masyarakat indonesia bahkan dunia pada umumnya.

Walaupun persyaratannya tetulis untuk menjadi seseorang penjahit tidak terlalu ketat,tetapi membangun karir yang berhasil di bidang tersebut mungkin akan sulit kalau langka-langkah unuk pelatihan kualitas pribadi tidak diikuti.Bahkan untuk lebih meningkatkan sumber daya manusia tentang tata cara menjahit pada umumnya pekerjanya didasarkan akan pengalaman karena regenerasi pekerja tailor ini kebanyakan regenerasi turun –temurun karena keluarga.

Pemerintah Kabupaten Gorontalo melalui dinas perindag memandang perlu untuk menjadikan para pekerja tailor ini dalam menjalankan profesinya ditunjang dengan sumber daya manusia (SDM) sehingga kualitas pekerjaan mereka menjadi lebih profesioanl.

Bupati Gorontalo Prof.Nelson Pomalingo ,mengungkapkan,salah satu icon shoping center adalah tailor.Pikiran saya kedepan,pusat fashion di Gorontalo ini adalah shoping center.

“Sehingga ,bagaimana jadi pusat fashion atau tailor maka orang-orang sebagai profesi menjahit harus profesional,”Ungkapnya

Lebih lanjut Bupati Nelson menerangkan,beberapa lalu saya sudah meminta kepada dinas perindag untuk memprogramkan mereka untuk mengikuti diklat menjahit.

“Apakah mendatangkan orang kesini atau orang disini kita bawah ke pasar baru,jakarta melatih untuk bagaimana menjahit dengan baik,yang profesional ,dan berkualitas,”Terangnya.


Termasuk juga Kata Bupati Nelson,penjualan-penjualan ini tidak  sekedar orang yang memesan,tapi juga mungkin akan ada produk-produk seperti pakaian-pakain konveksi yang dipakai masyarakat Gorontalo.(Irfan/Humas) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar