LIMBOTO – Untuk pertama kalinya, Indonesia akhirnya bisa mengekspor jagung sendiri. Dan Gorontalo terpilih sebagai daerah yang menandai semangat baru tersebut. Setidaknya ada 1,5juta ton jagung resmi dilepas Menteri Pertanian Indonesia Andi Amran Sulaiman (14/2) di pelabuhan Gorontalo untuk berangkat ke Philipina. Besarnya jumlah ekspor tersebut tidak lepas dari peningkatan produksi jagung di Gorontalo yang luar biasa. Di Kabupaten Gorontalo sendiri contohnya, dari 2016 hingga 2017 terjadi peningkatan produksi jagung yang signifikan.
Bupati Gorontalo Prof DR Ir Nelson Pomalingo dalam laporannya menjelaskan, produksi jagung di Kabupaten Gorontalo sebelumnya hanya sebanyak 300ribu ton, di tahun 2017 meningkat menjadi 476ribu ton, atau terjadi peningkatan sebanyak 50 persen. Selain itu, terjadi pula peningkatan produksi padi, yang peningkatannya mencapai 7,36persen.
“Kami atas nama pemerintah Kabupaten Gorontalo, terima kasih atas kunjungannya yang selalu memberikan semangat bagi kami,” ujar
Tak hanya melaporkan perkembangkan pertanian, kesempatan tersebut juga dimanfaatkan Nelson untuk melobi anggaran pemerintah pusat untuk Kabupaten Gorontalo. Seperti pengembangan SDM pertanian. Khususnya dalam pembangunan Sekolah Menega Kejuruan (SMK) Pertanian untuk dapat disuport kementrian.
“Memang sudah ada , namun beberapa tempat perlu dibangun. Saya dengar kementrian memberikan bantuan pembangunan SMK pertanian di Sulawesi Utara, kita berharap dapat bantuan yang sama,” urai Nelson.
Selain itu masalah Irigasi juga sampaikan Nelson. Dimana ada dua irigasi di Kabupaten Gorontalo yang butuh perbaikan, yakni Irigasi Tibawa, dan Irigasi Pilohayanga Telaga.
“Dua Irigasi ini mengairi 2 ribu hektar lahan kita, dan sekali panen bisa menghasilkan Rp60miliar, kita tidak ingin Rp60miliar ini yang hilang karena irigasi,” sambungnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gorontalo Rahmat Pomalingo menjelaskan, selama kurun dua tahun produksi jagung terus meningkat. Hal tersebut tidak lepas dari kerja sama yang berhasil dibangun.
“Langkah-langkah yang dilakukan, bagaimana produksi tersebut tetap terjaga, yakni dengan seluruh potensi diberdayakan. Baik petani, penyuluh, hingga dukungan dari TNI khususnya Babinsa . Kita usahakan pada waktu tanam semua petani kompak menanam, sehingga saat panen juga bersamaan. Agar supaya perhitungan produksi jagung itu sendiri bisa diukur,” jelas Rahmat
HUMAS KABGOR
14 FEBRUARI 2018
IRFAN MOHAMAD (HUMAS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar