salah seorang waria yang sudah memakai pakaian lelaki dengan pakaian resmi jas minta foto bersama dengan ketua Tim Penggerak PKK Dr.Fory Naway
PEMKAB GORONTALO LIBATKAN PEMUKA AGAMA DAN PAKAR PSIKOLOGI
LIMBOTO-, Untuk
mengembalikan jati diri kejalan yang benar bagi eks penyandang penyakit sosial
(Waria ) Pemerintah Kabupaten Gorontalo melalui dinas sosial Kerja sama dengan
Tim Penggerak PKK Kabupaten Gorontalo melaksanakan kegiatan pendidikan dan
pelatihan keterampilan berusaha bagi eks penyandang penyakit sosial (Waria ) di
Kabupaten Gorontalo tahun 2017,Senin (04/12).
Selain kegiatan Pelatihan
Keterampilan Berusaha bagi Penyandang Penyakit Sosial,Kegiatan yang berlangsung
di O’Mart telaga biru ini menghadirkan berbagai unsur nara sumber dalam
pemberian wejangan mengenai jati diri eks Waria.
Nara sumber pada
kegiatan tersebut yaitu Ketua TP.PKK Kabupaten Gorontalo Ny. Fory Naway dengan
materi tentang Karakter, Sekertaris Daerah Ir. H. Hadijah U. Tayeb MM tentang
Jati Diri, Ketua Majelis Ulama Kabupaten Gorontalo Drs. H. Samsudin Noho
tentang Kejadian Manusia dan materi dari Pakar Psikologi salah seorang dosen dari Universitas Negeri Gorontalo.
Bupati Gorontalo Prof.Nelson
Pomalingo saat membuka kegiatan tersebut menyampaikan,Bahwa tugas pemerintah
memberikan perlindungan dan pembinaan terhadap para penyandang penyakit sosial
(Waria). Mereka juga adalah manusia yang memiliki hak dan perlakuan yang sama.
Orang gila sekalipun kami perhatikan dan berikan bantuan.
Kita terus upayakan
membantu masyarakat Kabupaten Gorontalo.Pada dasar kegiatan pendidikan dan
pelatihan keterampilan berusaha bagi Eks, penyandang penyakit sosial
(Waria) bertujuan untuk mengurangi
tingkat pengangguran dengan memberdayakan waria dalam pemenuhan sebagian kebutuhan
dasar hidup dan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan ekonomi keluarga dan
taraf kesejahteraan sosialnya.
Pemkab mengupayakan
berbagai bantuan jenis usaha mereka sambil juga beri pelatihan dan pembinaan berkaitan
karakter.Kita berikan wejangan dari para nara sumber diantaranya hari ini ada
ketua MUI Kabupaten Gorontalo,pakar Psikologi
“Intinya mereka mendapat
bantuan usaha sambil mengembalikan jati diri mereka untuk tidak kembali benar
agar tidak berkeluyuran malam.Kita mengupayakan mereka(Waria) ini kembali ke
habitatnya,”Tegas Bupati Nelson.
Diakhir penyampain
Bupati Nelson berharap,dengan modal bantuan pengembangan usaha nanti,mereka
diharapkan jadi pengusaha sukses.Ketika mereka jadi pengusaha kebahagian
tersendiri bagi Pemerintah.
“Mereka jadi pengusaha
dan jari diri mereka kembali ke habitatnya,”Ujar Bupati Nelson.
Senada dengan Bupati
Nelson ,Ketua PKK Kabupaten Gorontalo Dr.Fory Naway lebih menekankan kepada
para waria agar fokus pada usaha demi peningkatan kesejahteraan keluarga.
“Kalian banyak
kelebihan,Maka kami ingin tidak ada lagi para waria menghabiskan waktunya di
jalanan.Jangan ada lagi yang jibir anda-anda.Kalian punya banyak keterampilan
berusaha,”Tekan Fory.
Masih kata Fory,ketika
anda sukses maka anada akan dihargai banyak orang.Olehnya fokuslah pada
pengembangan usaha dan karakter jati diri harus dikembalikan menjadi manusia
seutuhnya yakni habitat lelaki.
Wanita yang juga Ketua
GOW Kabupaten Gorontalo ini terlihat saat itu mengajarkan cara menyapa orang
untuk tidak menggunakan bahasa waria.Mulailah dengan bahasa tubuh seorang
lelaki tulen.jangan lagi bersifat kewanitaan.
Sehingga dengan ajakan
Bunda PAUD,Fory Naway dengan sendirinya para waria ini menyepakati membuat
yel-yel.Adapun Yel-yel yang disepakati saat itu adalah “WARIA TIDAK,LELAKI YES”
Sambil mereka peragakan berulang-ulang dan pada akhirnya yel-yel yang diucapkan
yang terdengar “KAMI LELAKI YES”.
Disamping itu juga Fory
mengajak untuk tidak mengenakan pakaian wanita.kalau perlu anda harus
mengenakan pakaian lelaki.Alhasil ajakan ini berhasil dan ada beberapa waria
menggunakan pakaian resmi dengan sepatu pantopel dan pakaian jas.
Sementara itu Ketua
Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Gorontalo Drs. H. Samsudin noho dengan
materinya tentang Kejadian Manusia.Banyak hal yang diterima para waria ini
tentang wejangan dari ketua MUI.
Adapun peserta
pelatihan saat itu berjumlah 25 orang diantaranya Selain dari para waria yang
berdomisili di Limboto jumlah 25 orang terlihat pula dari kecamatan
telaga,telaga jaya,tilango,telaga biru,limboto barat dan kecamatan
dungaliyo.(Irfan/Hms).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar