Limboto- Sungguh nikmat berada di tengah perayaan Maulid
Nabi Muhammad masyarakat Jawa Tondano di Desa Reksonegoro, Kecamatan Tibawa.Tradisi
Maulid Nabi yang biasa disebut Meludan ini sangat unik.
Ambeng ini isinya nasi, iwak koko (ayam) panggang,
santan buncis, kacang brenebon merah yang disantan campur pepaya muda, acar
kuning, semur, laksa pakai kentang goreng dan hati ampela ayam, dan serundeng.Proses
memasaknya juga unik. Kaki dan kepala ayam ini tidak dibuang, tetapi dicuci
hingga bersih, lalu dibuat pose menarik saat dipanggang.
Ambeng yang memiliki cita rasa lezat ini disuguhkan di
masjid untuk disantap pada pagi hari bersama orang-orang yang melantunkan
selawat Jawa semalam suntuk.Makanan meludan ini merupakan warisan leluhur
mereka yang diasingkan di tanah Minahasa setelah diperdaya bangsa Belanda saat
Perang Dipoegoro.
Bupati Gorontalo Prof.Nelson Pomalingo yang saat Itu
didampingi Ketua TP –PKK Dr.Fory Naway bersama Sekertaris Daerah serta Beberapa
Pimpinan OPD Menikmati Ambeng dan "Iwak Koko" Saat
"Meludan" Masyarakat Jawa Tondano,Sabtu (09/12).
Bupati Nelson berharap perayaan maulid jawa tondano ini harus dipertahankan.Selain
ada religinya untuk mengenang maulid Nabi,Kelahiran ,tetapi juga ada unsur
kebersamaan,unsur Gotong-royong,Unsur paguyuban yang dilakukan terus menerus.
“Oleh karena itu,hal seperti harus dijaga dengan baik dan
terus dibudayakan,”Harap Bupati Nelson.
Lebih lanjut Bupati Nelson sampaikan,Untuk menghargaai etnis
jawa tondano di Kabupaten Gorontalo ,semenjak jadi bupati ada tiga yang sudah
dilakukan.Pertama,Pelaksanaan Hadra se- Sulawesi sukses dan banyak yang hadir
yang ditunjang Pemerintah Daerah.
Kedua,Kata Nelson,untuk melestarikan budaya jaton,Pemerintah
telah membangun rumah adat di Desa Yosonegoro
.Olenya,saya berharap terkait sejarah jaton,dokumentasi foto,pernak-pernik ,Ornamen-ornamen
jaton semua di tarus di rumah adat tersebut.
Kemudian untuk lebih mempromosikan ketupat sebagai icon
jaton,bahkan menjadi icon provinsi Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo saya
membangun tuguh ketupat di yesonegoro.
Memang pada pemerintah sebelumnhya wilayah ini sudah
dijadikan sebagai wilayah konservasi budaya.Oleh karena dalam rangka
mempertahan semua ini saya berharap,masyarakat jaton jangan menghilangkan
identitas ini.
Untuk lebih memperkenalkan berbagai adat tersebut,sehingga
orang datang akan tertarik baik dari sisi adat,kuliner dan lain-lain,maka semua
ornamen jaton dijaga dengan baik.
“Kembangkan terus ,budaya maupun wisatanya yang ada
dilokainya disini untuk menarik dan memikat perhatian para pengunjung atau tamu
yang datang,”Tutup Nelson.(Irfan/Humas).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar