Sabtu, 09 Desember 2017

Bupati Nelson Menikmati Ambeng dan "Iwak Koko" Saat "Meludan" Masyarakat Jawa Tondano











Limboto- Sungguh nikmat berada di tengah perayaan Maulid Nabi Muhammad masyarakat Jawa Tondano di Desa Reksonegoro, Kecamatan Tibawa.Tradisi Maulid Nabi yang biasa disebut Meludan ini sangat unik.

Ambeng ini isinya nasi, iwak koko (ayam) panggang, santan buncis, kacang brenebon merah yang disantan campur pepaya muda, acar kuning, semur, laksa pakai kentang goreng dan hati ampela ayam, dan serundeng.Proses memasaknya juga unik. Kaki dan kepala ayam ini tidak dibuang, tetapi dicuci hingga bersih, lalu dibuat pose menarik saat dipanggang.

Ambeng yang memiliki cita rasa lezat ini disuguhkan di masjid untuk disantap pada pagi hari bersama orang-orang yang melantunkan selawat Jawa semalam suntuk.Makanan meludan ini merupakan warisan leluhur mereka yang diasingkan di tanah Minahasa setelah diperdaya bangsa Belanda saat Perang Dipoegoro.

Bupati Gorontalo Prof.Nelson Pomalingo yang saat Itu didampingi Ketua TP –PKK Dr.Fory Naway bersama Sekertaris Daerah serta Beberapa Pimpinan OPD Menikmati Ambeng dan "Iwak Koko" Saat "Meludan" Masyarakat Jawa Tondano,Sabtu (09/12).

Bupati Nelson berharap perayaan maulid  jawa tondano ini harus dipertahankan.Selain ada religinya untuk mengenang maulid Nabi,Kelahiran ,tetapi juga ada unsur kebersamaan,unsur Gotong-royong,Unsur paguyuban yang dilakukan terus menerus.

“Oleh karena itu,hal seperti harus dijaga dengan baik dan terus dibudayakan,”Harap Bupati Nelson.

Lebih lanjut Bupati Nelson sampaikan,Untuk menghargaai etnis jawa tondano di Kabupaten Gorontalo ,semenjak jadi bupati ada tiga yang sudah dilakukan.Pertama,Pelaksanaan Hadra se- Sulawesi sukses dan banyak yang hadir yang ditunjang Pemerintah Daerah.
Kedua,Kata Nelson,untuk melestarikan budaya jaton,Pemerintah telah  membangun rumah adat di Desa Yosonegoro .Olenya,saya berharap terkait sejarah jaton,dokumentasi foto,pernak-pernik ,Ornamen-ornamen jaton semua di tarus di rumah adat tersebut.

Kemudian untuk lebih mempromosikan ketupat sebagai icon jaton,bahkan menjadi icon provinsi Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo saya membangun tuguh ketupat di yesonegoro.

Memang pada pemerintah sebelumnhya wilayah ini sudah dijadikan sebagai wilayah konservasi budaya.Oleh karena dalam rangka mempertahan semua ini saya berharap,masyarakat jaton jangan menghilangkan identitas ini.

Untuk lebih memperkenalkan berbagai adat tersebut,sehingga orang datang akan tertarik baik dari sisi adat,kuliner dan lain-lain,maka semua ornamen jaton dijaga dengan baik.
“Kembangkan terus ,budaya maupun wisatanya yang ada dilokainya disini untuk menarik dan memikat perhatian para pengunjung atau tamu yang datang,”Tutup Nelson.(Irfan/Humas).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar